Ijazah S2 sama dengan tukang sapu
GAMBIR (Pos Kota) -Sekitar 100 guru pegawai negeri sipil (PNS) berunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta
dilanjutkan ke gedung DPRD, Jalan Kebon Sirih, Gambir, Jumat (26/ 3). Mereka yang semuanya bergelar sarjana ini memprotes pemberian tunjangan kinerja daerah (IKI)) karena disamakan
dengan tukang sapu. Mereka mengancam mogok kerja jika aspirasi tidak digubris Gubernur DKI."Keputusan Gubernur Fauzi Bowo kepada guru Rp2,9 juta dipotong pajak sangat tidak rasional. Sedangkan PNS lain tunjan-gannya jauh lebih besar dari guru. Padahal, kami tiap hari harus Sudah hadir di sekolah sebelum pukul 06.30," ujar Lukmono, juru bicara.
"Tunjangan saya sama dengan PNS golongan satu, meski saya punya ijazah S-2 dan menyandang golongan IV B," ucap guru wanita dari SMKN 5 Jakarta. "Kami minta agar tunjangan bagi guru disesuaikan pangkat dan golongan sebagaimana PNS di lingkungan DKI Jakarta," jelas pendemo lainnya.
DINILAI BERLEBIHAN Mereka juga bertanya kenapaTKD guru dipotong 15 persen lebih sehingga cuma terima Rp2,3 juta. Penghasilan guru PNS DKI, tiap bulannya berkisar Rp6 juta terdiri dari gaji, tunjangan sertifikasi,dan TKD Rp2,9 juta. Pendapatan ini tak jauh beda dengan PNS golongan I dan jauh lebih kecil dari golongan ni dan IV yang memiliki TKD lebih dari Rp 6 juta/bulan.
Terlepas dari rasa iri kelompok guru terhadap PNS lainnya, tuntutan mereka dinilai berlebihan. "Penghasilan Rp6 juta itu sudah termasuk besar, kenapa masih minta lebih. Bandingkan dengan kami karyawan swasta yang kembang-kempis menerima gaji sesuai UMP yang cuma Rpl,2 juta," ujar Hasan, karyawan pabrik yang juga hendak demo dari kelompok lain
http://bataviase.co.id/node/147158
Tidak ada komentar:
Posting Komentar